utang rasa #3 : Silvester Tony Tokan

 

“There are places I'll remember
All my life, though some have changed.
Some forever, not for better;
Some have gone and some remain.

All these places had their moments
With lovers and friends I still can recall.
Some are dead and some are living,
In my life I've loved them all.”

Dulu, bagi saya mendengarkan In my life-nya The beatles tidak ada yang istimewa. Sekedar lagu bagus dari puluhan lagu dahsyat yang pernah mereka rilis. Sekali waktu menggunakan lagu ini sebagai lagu cinta, dan akhirnya hari ini saya memakainya untuk memaknai hal lain.

Sore tadi, salah satu teman dekat saya meninggal dunia, Silvester tony tokan. Salah satu teman paling cerdas, cemerlang, dan menyenangkan yang saya punya. Kami berdua punya lagu The beatles favorit kami Bersama, Yesterday. Setiap saya memegang gitar kalimat yang keluar pasti “Daniel! Mainkan Yesterday, sa suka skali dengan lagu itu. Sa mau nyanyi” Biasanya di akhir perbincangan malam Panjang perkara negara, isme-isme, dan hal khas anak muda kebanjiran referensi pengetahuan.

Tapi itu sekitar dua tahun yang lalu, sampai kami terpisah jarak. Dia melanjutkan karir di Jakarta, saya melanjutkan hidup di Purworejo. Salah satu yang menyatukan adalah hobi menulis. Bedanya dia sudah menjadi penulis yang mapan karena sudah punya dua novel, dan saya masih jadi penulis kamar saja. Kami saling mengoreksi jika punya tulisan, waktu indah masa lampau.

Tony adalah teman saya sejak jaman melarat. Dengan uang gaji tujuh ratus lima puluh ribu sebulan belum dipotong bayar kost, dia selalu bilang “biar kosong perut, jangan sampai kosong isi kepala” dalam hati ingin sekali memukul kepala anak ini paling tidak sekali dalam masa persahabatan kami. Ah tapi sekarang sudah tidak bisa, harusnya dulu benar-benar saya lakukan.

Belum lama ini, awal tahun dua ribu dua puluh tiga kami bertemu. Tanpa kabar dia ternyata sudah kembali ke Jogja. Kami bertemu lagi dan lagi di kontrakan saya yang lama. Sayang, waktu indah itu hanya kurang lebih dua bulan. Sekitar bulan ketiga dia di Jogja, kabar sakit pertama sampai ke kuping saya. Awalnya hanya sakit biasa, karena gaya hidupnya memang tidak aturan. Tidak pernah minum air putih, terlalu banyak kopi dan alkohol, dan jam tidur juga makan yang tidak teratur. Tapi itu adalah awalnya, setelah beberapa bulan, tumor keparat ternyata bersarang ditubuh jagoan dari Adonara itu.

Perjuangan yang dia tempuh berhenti hari ini. Tubuh yang tadinya tegap, tinggal tulang dan kulit. Pergi sebagai legenda karena mati muda, sesuai yang diinginkannya. Tapi jika caranya seperti ini, lebih baik saya pukul kepala anak itu sekali waktu dulu dia bilang “saya yakin saya akan mati sebelum umur tiga puluh” dan terjadi. Dia hidup sesuai keinginnya, dan pergi dengan batas yang dia inginkan juga.

Hari ini, saya memberikan makna In my life tidak sebagai lagu cinta. Ini adalah lagu untuk kawan karib. Tidak semua yang abadi akan lebih baik. Beberapa tinggal dan yang lain pergi. Satu orang mati, seribu kenangannya tetap hidup. Dan cinta persahabatan yang akan selalu terjaga, dengan atau tidak adanya lagi Silvester tony tokan dalam hidup saya. Mulai sekarang, inilah makna yang saya dapat dari lagu tersebut.

Selamat jalan teman, saudara, dan pemikir paling cemerlang yang saya pernah kenal secara pribadi. Semoga saya selalu termaafkan.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Album of the month #June : Eleanor whisper - Mati Bersemi (2024)

Album of the month #April : Suede - Autofiction (2022)

DEVIANT ROGUE FRACTION OF DISMAY PRESS RELEASE