Album of the month #March : Ports of lima - Sore (2008)



Tidak ada yang mengalahkan kesempurnaan album pertama Sore, Centralismo diantara katalog karya mereka untuk saya. Ada faktor perkenalan pertama juga sebenarnya. Kepingan ingatan saya masih terasa waktu mendengarkan album ini. Kesan pertama, lagu bebas dengan intro drum yang rancak, mata berdebu yang ironi, ditutup lagu berjudul aku yang penuh dengan kesan kontemplasi. Album debut yang luar biasa.


Tapi biarkan kali ini saya membahas album kedua mereka, ports of lima. Perdebatan antara mana yang lebih bagus, album debut atau yang kedua setelah mereka dapat aplause panjang pada karya sebelumnya. Saya sendiri suka keduanya, tapi kalau disuruh pilih mana yang paling favorit? Paragraf pertama sudah menjawab.


Sulit untuk mejaga kualitas, salah satu problem utama musisi. Setelah mengeluarkan karya yang dahsyat sebelumnya, bisa jadi mereka malah mengeluarkan karya lanjutan yang terkesan bingung. Karena sudah ada patokan sebelumnya, muncul pilihan yang salah-salah jadi pisau bermata dua. Antara melakukan formula yang sama, mencoba hal baru atas nama eksplorasi, atau hanya “sekedar” menjaga animo dengan merilis karya yang seadanya. 


Setelah centralismo yang luar biasa, ternyata Sore tidak mengendorkan tali gas mereka. Selang tiga tahun, Ports of lima lahir. Mengejutkan juga menyenangkan karena mereka kurang lebih masih melakukan formula yang sama dari segi lirik dan  musik, namun dengan eksekusi teknis yang lebih tertata. Mengejutkan karena apa yang dilakukan Sore bukan monoton, tapi konsisten. Terbukti di album-album mendatang, nuansa lagu, lirik, dan musiknya masih diseputaran itu. Hingga apa yang kita tau sekarang stempel Paloh pop menjadi istilah yang wajar untuk menyebut musik apa yang mereka bawakan. 


Centralismo memang hebat, tapi di album tersebut tidak ada Setengah lima, Karolina, dan Apatis ria. Jujur, pertama kali saya mendengan Ports of lima, saya tidak langsung suka. Masih terbawa hegemoni Centralismo. Namun satu yang saya yakini, banyak album keren bukanlah album yang pertama kali kamu dengar dan langsung suka. Itu adalah pengalaman saya dengan album kedua dari quintet ini.


Dalam buku This could be your life: 50 album musik terbaik indonesia keluaran Elevation record, Ports of lima dari Sore masuk sebagai album terbaik Indonesia sepanjang masa urutan kedua. Pembuat daftar ini bukanlah orang baru lagi di industri musik Indonesia, jadi saya yakin album kedua Sore memang pantas dihargai sebegitu tingginya. Perihal harusnya album dari Sore mana yang harusnya menempati posisi tersebut? Ya kembali ke diri kalian mau setuju atau tidak. 


Album ini adalah album terakhir Sore dengan formasi lengkap. Mondo gascaro, pemain keyboard dari band ini memutuskan keluar dengan alasan yang saya sampai sekarang belum tau pastinya kenapa. Menyisakan empat personel lainnya untuk melanjutkan perjalanan Sore.

Lagu favorit : Karolina, Setengah lima, Essensimo, Apatis ria.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Album of the month #June : Eleanor whisper - Mati Bersemi (2024)

Album of the month #April : Suede - Autofiction (2022)

DEVIANT ROGUE FRACTION OF DISMAY PRESS RELEASE