Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

apasih #006 : Merch mulu, mana lagu barunya?

Gambar
Saya termasuk orang yang bisa dibilang sial saat mengidolakan musisi lokal. Kasusnya adalah kalau musisi tersebut tidak bubar, mandek bikin karya, atau personilnya mencar lalu bandnya vakum. Ya memang tidak ada yang menjamin bahwa nge-band bakal everlasting. Setiap orang punya kondisi masing-masing untuk menentukan apakah lanjut atau rampung. Toh kita juga tahu menjadi musisi lebih banyak pengeluarannya apalagi pada masa awal berkarir. Tapi pernahkan kamu sebal sama musisi yang tidak pernah rilis karya, tapi merch jalan terus dan intensitasnya lumayan tinggi? Sampai-sampai dikira namanya adalah merk clothingan bukan nama band. Seringai dan Burgerkill sempat mengalami itu. Tapi kita bisa mengesampingkan dua band tersebut karena faktor-faktor tertentu, salah satunya ya karena sudah jadi band legenda di skena dengan basis fans yang militan. Teenage death star masih menjadi anomali tersendiri untuk dimaklumi. Dengan hanya satu album penuh berusia belasan tahun, kita masih bisa melihat antu...

Alpha Mortal Foxtrot: No one will talk about us (no one will owe us anythings) dan kesadaran mawas diri.

Gambar
Kita bukan siapa-siapa apalagi pusat alam semesta. Ah tidak semua bisa menerima bahwa memang ada orang yang ditakdirkan untuk menjadi medioker. Biasa saja, tanpa sesuatu yang wah tapi jelek juga enggak. Mungkin ya, tanpa  sadar gaya hidup medioker seperti ini adalah gaya hidup paling ideal untuk masyarakat modern ini. Ini mungkin saja ya.   Ini bukan perkara menganjurkan gaya hidup tanpa ambisi, beda jauh. Ini adalah kesadaran bahwa kita harusnya lebih bisa menerima diri kita sendiri. Tanpa perlu mencari validasi dari orang lain dan aspek luar diri kita. Toh tidak apa-apa kita tidak menjadi “sesuatu” dalam society, selama kita bisa hidup dengan baik dalam masyarakat, itu sudah cukup. No one will talk about us (no one will owe us anythings) secara halus masuk ke kepala dan seakan mengingatakn lagi hal-hal paling mendasar dari hidup. Klaim pribadi, saya juga bukan tipe orang yang  suka-suka amat berada dalam pusat perhatian. Liriknya sederhana, terlalu sederhana malah untuk...

catatan ibu #004 : ibu tidak pernah mendukung/melarang hobi anaknya.

Ibuku adalah orang yang istimewa, kalau tidak mau dibilang unik. Satu yang paling istimewa bagi saya adalah, dari dulu ibu tidak pernah mendukung hobi saya tapi juga tidak pernah melarang saya melakukan apapun yang saya suka. Ya selama itu adalah kegiatan yang positif si.   Tapi itu baru saya sadari setelah  melewati masa remaja, ya saat SMA lah seingat saya. Sebelumnya ya jelas sebagai anak muda yang kelebihan energi cuek saja, toh saya senang-senang saja. Sempat ada waktu juga merasa jengkel karena beliau tidak pernah menunjukkan gestur suportif. Yang paling jelas sih perkara materi.   Sejak SD saya sudah ikut kegiatas olahraga. Awalanya SSB sampai SMP kelas dua. Selama itu, ibu saya hanya sekali membelikan saya sepatu bola, itupun sepatu bekas teman yang dijual karena dia sudah beli yang baru. Hanya tiga puluh ribu kalau tidak salah. Saya beruntung dulu punya pelatih yang suportif, dari beliaulah saya banyak dapat kemudahan mulai dari tidak usah membayar uang bulanan, ...